Artikel

[Artikel][bsummary]

Sosok

[Sosok][bigposts]

Galeri Kegiatan

[Galeri][twocolumns]

Teladan Seorang Anak Balita


"Tuntutlah ilmu dari buaian sampai liang lahat!" Kalimat ini tampak cocok menggambarkan sosok santri yang satu ini. Ya, Guntur namanya, bocah mungil namun punya keberanian dan nyali besar untuk tinggal di pondok. Umurnya masih 4 tahun. Namun, saat anak seusianya sibuk dengan dunia gatget-nya, Guntur memberanikan diri jauh dari keluarga demi fokus mencari ilmu sebagai bekal di masa tua. Sebagaimana yang disabdakan Rasulullah bahwa mencari ilmu harus dimulai dari sejak dini. 

Saat ditanya tentang cita-citanya, dengan malu-malu dia menjawab, "Pilot, Ustad." Guntur ini memang dikenal ramah di mata Ustad dan teman-temannya. Terlebih usianya yang masih balita, semua orang akan dibuat gemes melihatnya. Tidak hanya itu, dia juga anak pintar dan mempunyai kemauan dan kemampuan yang besar untuk menuntut ilmu. Sehingga, tidak terlalu sulit mengenalkan dia huruf hijaiyah. Bahkan, di antara huruf-huruf itu sudah mulai dihafalkan dan dikuasainya.    

Harus diakui bahwa menuntut ilmu tidak akan selalu berjalan mulus dan harus melalui masa-masa sulit. Apalagi hidup di pesantren, tentu tidak semua orang mampu melewatinya. Perasaan inilah yang barangkali juga dialami Guntur saat awal menginjakkan kaki di lembaga ini. Dia harus berkorban untuk tinggal jauh dari orang tua. Namun, seiring berjalannya waktu perasaan itu mulai hilang, dan dia mulai menikmati kehidupan barunya, yaitu tinggal bersama pengurus dan teman-temannya. Bahkan, sampai sekarang dia sudah sangat betah, karena semua kebutuhan telah dicukupi, mulai kebutuhan fisik maupun psikologi.   

Kisah Guntur ini seharusnya menginspirasi anak seusianya. Walaupun masih balita, tetapi dia sudah mencicipi pahit manisnya mencari ilmu. Apalagi pendidikan pesantren yang tidak hanya membentuk kecerdasan intelektual, akan tetapi juga kecerdasan spiritual. Hal ini menjadi penting jika melihat zaman yang serba modern ini. Anak-anak harus dibekali dengan iman yang kuat, sebelum mendalami ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek). Maka, hanya pesantren yang diharapkan menjadi solusi untuk membangun dan menjaga aqidah mereka.

Pada tahun ini, Panti Asuhan Al-Hasan memang cukup banyak dihuni oleh mayoritas anak se usia Guntur. Ada setidaknya 5 anak yang masih duduk di bangku TK. Hal ini tentu akan menjadi perhatian khusus bagi para pengurus. Tidak mudah mendidik anak seusia Guntur tanpa kesabaran dan ketelatenan. Di sini, para Pengurus dituntut memberikan perhatian 24 jam. Inilah amanah besar yang harus mendapatkan perhatian kita semua. Kita hanya bisa berdoa, mudah-mudah para pengasuh dan pengurus diberikan kekuatan dan keistiqamaan dalam mendidik putra putri kita. Aamiin.



Mari wujudkan cita-cita mereka, bersama Panti Asuhan Yatim dan Sosial Al-Hasan, Karah, Surabaya. 
Semoga niat baik kita seiring dengan ridha dan mau'nah dari Allah SWT. serta di catat sebagai amal jariyah di sisi-Nya. Aamiin.


2 komentar: